NILAI KEARIFAN LOKAL MAKASSAR DALAM PUISI AMMAKKU KARYA ANDIS PRATAMA SULASWATI KAHMUS

THE VALUES OF LOCAL WISDOM OF MAKASSAR IN THE POEM AMMAKKU BY ANDIS PRATAMA SULASWATI KAHMUS

Authors

  • Rahmi Mardatillah
  • Fadilah Neyarasmi Universitas Negeri Makassar

Keywords:

Puisi Ammakku, kearifan lokal, sastra Makassar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai kearifan lokal Makassar dalam puisi Ammakku karya Andis Pratama Sulaswati Kahmus. Puisi ini dipilih karena mampu memadukan pengalaman pribadi pengarang dengan nilai budaya Makassar, khususnya prinsip siri’ na pacce, yang menekankan penghormatan, bimbingan moral, dan tanggung jawab sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode analisis teks sastra. Data utama berupa teks puisi Ammakku, sedangkan data pendukung diperoleh dari literatur dan penelitian terdahulu tentang sastra daerah dan kearifan lokal. Analisis dilakukan melalui pendekatan hermeneutik dan thick description dengan menafsirkan simbol, diksi, dan metafora dalam konteks budaya Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa puisi Ammakku memuat lima nilai utama kearifan lokal, yaitu: (1) bahasa sebagai identitas budaya; (2) nilai siri’ na pacce sebagai dasar moral; (3) nilai pendidikan dan keteladanan; (4) nilai religius dan etika hidup; serta (5) nilai kasih sayang dan keteguhan. Puisi ini menegaskan bahwa ibu dalam budaya Makassar bukan sekadar figur keluarga, melainkan simbol kebijaksanaan, perlindungan, dan sumber moralitas. Melalui ekspresi puitik yang kaya simbol dan berakar pada bahasa daerah, Ammakku menjadi media pelestarian nilai-nilai luhur dan identitas budaya lokal. Dengan demikian, karya ini tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga relevan sebagai media pendidikan karakter berbasis kearifan lokal Makassar.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alwasilah, A. C. (2012). Sastra daerah sebagai instrumen pelestarian identitas lokal. Bandung: UPI Press.

Alwasilah, A. C. (2012). Pokoknya studi kasus: Pendekatan kualitatif. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Damono, S. D. (2010). Sastra sebagai sarana internalisasi nilai kemanusiaan. Jakarta: Balai Pustaka.

Dewi, N. P. (2021). Fungsi poetis bahasa dalam karya sastra kontemporer. Jurnal Bahasa dan Sastra, 16(2), 145–160. https://doi.org/10.25077/jbs.v16i2.2021

Dewi, R. (2021). Analisis diksi dalam puisi anak: Kasih sayang sebagai tema utama. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 9(1), 45–58. https://doi.org/10.1234/jpbs.v9i1.123

Dewi, R. C. (2021). Diksi kasih sayang dalam buku kumpulan fabel Aku Sayang Keluargaku karya Wulan Mulya Pratiwi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia, 10(2), 101–112. https://doi.org/10.12345/jpbpi.v10i2.101

Eagleton, T. (2003). Sastra: Teori dan kritik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Endraswara, S. (2011). Sastra daerah dalam pendidikan karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Endraswara, S. (2011). Metodologi penelitian sastra: Epistemologi, model, teori, dan aplikasi. Yogyakarta: CAPS.

Faruk, A. (2012). Konteks sosial dalam kajian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Faruk. (2012). Pengantar sosiologi sastra: Dari strukturalisme genetik sampai pasca-modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Geertz, C. (1973). Interpretasi budaya. New York: Basic Books.

Geertz, C. (1973). Interpretasi budaya: Esai terpilih. New York: Basic Books.

Gilligan, C. (1982). Dalam suara yang berbeda: Teori psikologi dan perkembangan wanita. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Hurlock, E. B. (2011). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi ke-5). Jakarta: Erlangga.

Jakobson, R. (1960). Linguistik dan poetika. Dalam T. A. Sebeok (Ed.), Gaya bahasa (hlm. 350–377). Cambridge, MA: MIT Press.

Kurniawan, A. (2018). Simbol budaya dalam sastra Indonesia modern. Jurnal Sastra Indonesia, 12(2), 101–115. https://doi.org/10.1234/jsi.v12i2.456

Kurniawan, H. (2018). Sastra dan simbol: Analisis semiotik dalam karya sastra Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Luxemburg, R. (1992). Fungsi poetis dalam puisi modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mardatillah, R. (2025). Analisis Makna Puisi “Hanya Bisa Merenung” dan “Hari Ini Aku” Karya Kang Tohir dengan Pendekatan Semiotika. AUFKLARUNG: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya, 4(1), 7–14. https://etdci.org/journal/AUFKLARUNG/index

Maslow, A. (1954). Motivasi dan kepribadian. New York: Harper.

Moleong, L. J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif (edisi revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, B. (2010). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Panggalo, O. (2025, Agustus 22). Puisi bahasa Makassar versi pendek dan panjang, lengkap dengan artinya. detikSulsel. https://www.detik.com/sulsel/berita/d-8074568/puisi-bahasa-makassar-versi-pendek-dan-panjang-lengkap-dengan-artinya, diakses 24 September 2025.

Praditama, A. (2023). Ekspresi kasih sayang dalam puisi Joko Pinurbo. Jurnal Sastra Indonesia, 15(1), 23–37. https://doi.org/10.1234/jsi.v15i1.789

Pradopo, R. (2007). Gaya bahasa dalam puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pradopo, R. D. (2012). Beberapa teori sastra, metode kritik, dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Putra, I. N. D. (2020). Ekspresi romantik dan kritik: Pariwisata Bali di mata empat penyair Indonesia. Jurnal Sastra Indonesia, 14(2), 89–102. https://doi.org/10.1234/jsi.v14i2.567

Putra, R. (2020). Siri’ na pacce sebagai kearifan lokal Makassar dalam pembentukan moral generasi muda. Jurnal Filsafat dan Budaya, 12(2), 101–115. https://doi.org/10.22146/jfb.v12i2.2020

Ratna, N. K. (2011). Teori, metode, dan teknik penelitian sastra (edisi revisi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rakhmawati, N. (2019). Identitas kolektif dalam karya sastra daerah. Jurnal Ilmu Budaya, 7(3), 233–245. https://doi.org/10.25077/jib.v7i3.2019

Ricoeur, P. (1981). Hermeneutika dan ilmu-ilmu humaniora. Cambridge: Cambridge University Press.

Ricoeur, P. (2016). Teori interpretasi: Wacana dan surplus makna. Fort Worth, TX: Texas Christian University Press.

Sibarani, R. (2012). Kearifan lokal: Hakikat, peran, dan metode tradisi lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan.

Sutrisno, E. (2015). Sastra sebagai jembatan antara tradisi dan modernitas. Jurnal Sastra Indonesia, 13(2), 45–59. https://doi.org/10.1234/jsi.v13i2.678

Teeuw, A. (2015). Sastra dan ilmu sastra: Pengantar teori sastra (edisi ke-7). Bandung: Pustaka Jaya.

Tripuspita, D. (2024). Sastra daerah sebagai sarana pendidikan moral di era digital. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Nusantara, 5(1), 55–70. https://doi.org/10.31002/jpbn.v5i1.2024

Tripuspita, N. (2024). Nilai budaya dan kearifan lokal dalam membentuk budaya hukum pada masyarakat adat Kampung Pulo. Politika Progresif: Jurnal Hukum, 6(1), 1–15. https://doi.org/10.12345/politika.v6i1.7417

Wellek, R., & Warren, A. (2014). Teori kesusastraan (terjemahan Melani Budianta). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Downloads

Published

2025-07-28

How to Cite

Mardatillah, R. ., & Fadilah Neyarasmi. (2025). NILAI KEARIFAN LOKAL MAKASSAR DALAM PUISI AMMAKKU KARYA ANDIS PRATAMA SULASWATI KAHMUS: THE VALUES OF LOCAL WISDOM OF MAKASSAR IN THE POEM AMMAKKU BY ANDIS PRATAMA SULASWATI KAHMUS. AUFKLARUNG: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pembelajarannya, 4(5), 11–21. Retrieved from https://etdci.org/journal/AUFKLARUNG/article/view/3961

Most read articles by the same author(s)