KEARIFAN LOKAL DALAM TOPONIMI NAMA JALAN BERBAHASA MAKASSAR DI KOTA MAKASSAR
LOCAL WISDOM IN THE TOPONYMY OF STREET NAMES IN MAKASSAR LANGUAGE IN MAKASSAR CITY
Keywords:
Toponimi, Kearifan Lokal, Nama Jalan, Bahasa MakassarAbstract
Penelitian ini berfokus menyelidiki kearifan lokal yang terdapat dalam penamaan jalan yang berbahasa Makassar di Kota Makassar. Nama-nama jalan tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk lokasi, tetapi juga mencerminkan identitas budaya, sejarah, dan pandangan hidup masyarakat. Dalam era modern, makna filosofis di balik penamaan jalan sering kali diabaikan, sehingga penting untuk menyelidiki kembali arti linguistik dan budaya yang diturunkan melalui bahasa Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan analitis. Data yang diperoleh mencakup 105 nama jalan yang dikumpulkan melalui dokumentasi arsip resmi dan pengamatan langsung, lalu dianalisis dari segi semantik dan budaya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penamaan jalan di Kota Makassar dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu: (1) berbasis alam, mencerminkan flora, fauna, dan lanskap geografis; (2) memuat nilai filosofis, doa, serta harapan kolektif; (3) merekam aktivitas sosial dan kebiasaan masyarakat; serta (4) berkaitan dengan tokoh, gelar, atau struktur sosial. Analisis semantik mengungkap adanya makna leksikal dan konotatif yang saling berlapis, seperti prefiks tama- yang menandakan keteguhan dan ketahanan. Sementara itu, analisis kultural menegaskan bahwa nama jalan merupakan teks budaya yang menyimpan kearifan lokal, religiusitas, serta penghormatan terhadap lingkungan dan tokoh berpengaruh. Temuan ini menegaskan bahwa toponimi berbahasa Makassar memiliki fungsi edukatif, identitas kolektif, sekaligus media pelestarian budaya. Oleh karena itu, pelibatan pengetahuan toponimi dalam pendidikan dan kebijakan publik sangat penting untuk menjaga keberlanjutan identitas lokal di tengah arus globalisasi.
Downloads
References
Asrifan, A., Vargheese, K. J., Syamsu, T., & Amir, M. (2020). The effect of figurative language on students’ reading comprehension. Solid State Technology, 63(5), 394–407. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.14020.04487
Ersina. (2022). Identitas ruang dalam penamaan koridor Jalan Somba Opu di Makassar. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 17(2), 145–157. https://doi.org/10.29313/jpwk.v17i2.10234
Fishman, J. A. (1991). Reversing language shift: Theoretical and empirical foundations of assistance to threatened languages. Clevedon: Multilingual Matters. https://doi.org/10.21832/9781853591211
Hasjim, M. (2022). Perubahan sistem penamaan pada masyarakat etnis Makassar. Jurnal Ilmu Budaya, 10(1), 55–68. https://doi.org/10.25077/jib.v10i1.458
Mahmud, M. (2019). The use of local languages in Indonesia: An attempt of language maintenance. Linguistics and Culture Review, 3(1), 25–36. https://doi.org/10.37028/lingcure.v3n1.13
Nurhayati, N., & Supratman, L. P. (2019). Digitalisasi aksara lontara: Studi pelestarian budaya lokal Makassar di era digital. Jurnal Komunikasi, 13(2), 145–158. https://doi.org/10.31294/jkom.v13i2.5678
Pemerintah Kota Makassar. (2022). Sejarah nama jalan dalam ajang Makassar F8. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kota Makassar. https://ppid.makassar.go.id
Rafael, A. M. D. (2024). Kategori toponimi dan fungsi papan nama jalan di Kelurahan Oebufu, Kota Kupang: Kajian lanskap linguistik. Prosiding Seminar Nasional Bahasa Ibu, 1(1), 208–223. https://ojs.unud.ac.id/index.php/snbi/article/view/103
Sibarani, R. (2018). Kearifan lokal: Hakikat, peran, dan metode tradisi lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).
Tamrin, & Abdul Haliq. (2023). Fenomena geografis makna toponimi di Kota Makassar. Nuances of Indonesian Language, 4(2), 108–119. https://doi.org/10.51817/nila.v4i2.685
Tamrin, T., & Abdul Haliq, A. (2023). Toponimi dalam perspektif budaya masyarakat Makassar. Al-Qalam, 29(2), 175–190. https://doi.org/10.31969/alq.v29i2.1456
Yusran, M. (2021). Identitas lokal dalam penamaan ruang publik: Studi toponimi di Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Humaniora, 22(1), 45–60. https://doi.org/10.21831/hum.v22i1.38976