TANTANGAN GURU ABAD 21 DALAM MENGAJARKAN MUATAN SBdP DI SEKOLAH DASAR
DOI:
https://doi.org/10.51574/jrip.v1i3.77Keywords:
Pembelajaran SBdP, Tantangan kinerja guru, Guru abad 21, Kurikulum 2013Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tantangan, hambatan dan kinerja guru dalam mengajarkan muatan SBdP di sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif dengan subjek enam kepala sekolah dan dua belas guru yang ada di wilayah kecamatan kembaran. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran SBdP kurikulum 2013 di SD mengalami banyak kendala dan tantangan, beberapaa diantaranya yaitu muatan materi yang terlalu sedikit yang terdapat didalam modul sehingga guru harus mencari reverensi dari sumber lain untuk melengkapi materi, materi dianggap terlalu tinggi untuk anak SD sehingga selain guru yang kesulitan dalam menyampaikan materi siswapun kesulitan dalam menerimanya, guru terkendala ketika praktik karena memang rata – rata guru tidak mempunyai basic dibidang seni atau guru tidak disiapkan untuk menjadi guru yang menguasai seni, dan guru juga sering terkendala dalam hal media karena kebanyakan sekolah belum menyediakan sarana dan prasarana serta media yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran. Faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam mengajarkan muatan pelajaran SBdP di SD wilayah kecamatan kembaran yaitu guru dengan latar belakang pendidikan S1 PGSD mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan guru dengan latar belakang pendidikan PGSD UT hal tersebut dikarenakan guru lulusan S1 PGSD sudah mendapat bekal berupa mata kuliah konsep dasar seni baik itu seni rupa, musik dan tari, usia guru, guru dengan usia yang lebih muda cenderung mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan guru yang sudah senior hal tersebut karena guru dengan usia yang lebih muda mempunyai semangat yang besar dan lebih kreatif dalam mengajar dan dari status kepegawaian guru tersebut, guru dengan status PNS mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan guru dengan status belum PNS. Upaya untuk meningkatkan kinerja guru agar lebih baik yaitu dengan mencari tambahan materi dari reverensi lain, berdiskusi dengan guru yang mempunyai basic dibidang seni, dukungan penuh dari kepala sekolah baik secara moral ataupun teori dalam pembelajaran seni dan keikutsertaan pada pelatihan seni yang bekelanjutan agar tercapainya tujuan pembelajaran SBdP.
Downloads
References
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara ,2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung. PT, Remaja Rosdakarya.
Ahmad, Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Puisi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Ansori, I. 2015. “Persepsi Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar Negeri Kauman 07 Batang Tahun Pelajaran 2014/2015”. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Bahari, Nooryan. 2014. KRITIK SENI Wacana, Apresiasi dan Kreasi.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Batahai, F. 2015. “Persepsi Guru Terhadap Penerapan Kurikulum 2013 di SDN Se-Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango”. Skripsi. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
Cholis, Nur Muhammad. (2020).”Kinwerja guru Sekolah Dasar Se-Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2019/2020”. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya Dharma Klaten.
Dharsono (Sony Kartika). 2017. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.
Malik, Muh Syauqi. (2020). Analisis HOTS, 4 Cliterasi, dan Pendidkan Karakter Dalam Seni Budaya dan Prakarya MI/SD Kurikulum 2013, 8 (2), 63-66
Maria, M., Shahbodin, F., & Pee, N. C. (2016). Malaysian higher education system toward
industry 4.0 – Current trends overview. Proceeding of the 3 rd International
Conference on Applied Science and Technology (AIP Publishing), 1-7.
Permendikbud No 16 tahun 2007 tentang standar Kualifikasi akademik dan Kompetensi Guru diakses melalui
Permendikbud No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diakses melalui
Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah diakses melalui
Primadi Tabrani. 2009. Peran Pendidikan Seni dalam Pendidikan Integral. Jakarta: FF the Foundation-UPI.
Puskur.(2007).Kajian Kebijakan Kurikulum Keterampilan.Dekdikbud.
Ridwan. (2016). Pembejaran Seni Musik tematik Sebagai Implementasi Kurikulum 2013, 2 (2), 18-29.
Salam, Sofyan. 2000. “Program Muatan Lokal Sebagai Upaya Revitalisasi Seni Rupa Tradisional”. Makalah Disajikan Dalam Seminar Revitalisasi Seni Rupa Tradisional.22-28 Februari 2000. UNM Makasar. Salam, Sofyan. 2001. Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar. Makasar: Universitas Negeri Makasar.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung. Alfabeta
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Alfabeta
Sumanto. 2006. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Tenaga Perguruan Tinggi.
Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diakses melaui
Wibawa, S. (2018). Pendidikan dalam Era Revolusi Industri 4.0. Indonesia.
“Guru Era 4.0”, http://krjogja.com/web/news/read/59981/Guru_Era_4_0, diakses 24
November 2019.